Dikisahkan, dalam kondisi yang sangat putus
asa seseorang pemuda memutuskan untuk berhenti dari pekerjaan yang selama ini
dia geluti, bahkan karena saking kecewanya terhadap kehidupan dia mengambil
sikap untuk berhenti dari hubungannya dengan sesama dan berhenti dari aktivitas
spiritualnya dengan Sang MDikisahkan, dalam kondisi yang sangat putus asa seseorang pemuda memutuskan untuk berhenti dari pekerjaan yang selama ini dia geluti, bahkan karena saking kecewanya terhadap kehidupan dia mengambil sikap untuk berhenti dari hubungannya dengan sesama dan berhenti dari aktivitas spiritualnya dengan Sang Maha Kuasa. Setelah merenung sejenak tentang apa yang menjadi keputusannya, dia pergi ke hutan belantara dengan aha Kuasa.
Dikisahkan, dalam kondisi yang sangat putus asa seseorang pemuda memutuskan untuk berhenti dari pekerjaan yang selama ini dia geluti, bahkan karena saking kecewanya terhadap kehidupan dia mengambil sikap untuk berhenti dari hubungannya dengan sesama dan berhenti dari aktivitas spiritualnya dengan Sang Maha Kuasa. Setelah merenung sejenak tentang apa yang menjadi keputusannya, dia pergi ke hutan belantara dengan satu tujuan yaitu
berbicara dengan Tuhan untuk yang terakhir kalinya. “Tuhan, berikan aku satu
alasan untuk tidak meneruskan apa yang sudah menjadi keputusanku ini.”
Ungkap Si Pemuda dengan lantang. Setelah beberapa saat Tuhan memberi jawaban yang sungguh sangat
mengejutkannya. “Lihatlah ke sekelilingmu.” kataNya. “Apakah engkau
memperhatikan tanaman pakis dan bambu yang ada di hutan ini?” seketika matanya
langsung tertuju pada apa yang Tuhan maksud.
“Ya benar”. Jawab Si Pemuda dengan pasti.
Lalu Tuhan melanjutkan: “Ketika
pertama kali Aku menanam mereka, Aku menanam dan merawat benih-benih mereka
dengan seksama. Aku beri mereka cahaya, Aku beri mereka air, dan pakis-pakis
itu tumbuh dengan sangat cepat. Warna hijaunya yang menawan menutupi tanah,
namun tidak demikian yang terjadi dari benih bambu, tapi Aku tidak berhenti
merawatnya.”
“Dalam tahun kedua, pakis-pakis itu
tumbuh lebih cepat dan lebih banyak lagi. Namun, tetap saja benih bambu itu
seolah tidak terlihat ada perubahan yang berarti, walau demikian Aku tidak
menyerah terhadapnya.”
“Memasuki tahun ketiga tetap tidak ada
yang tumbuh dari benih bambu itu tapi Aku sedikitpun tidak terbersit rasa
kecewa dan menyerah terhadpnya. Begitu juga dengan tahun ke empat. ”
“Lalu pada tahun ke lima sebuah tunas
yang kecil muncul dari dalam tanah. Jika dibandingkan dengan pakis, tunas itu kelihatan
begitu kecil dan sepertinya tidak berarti apa-apa. Namun enam bulan kemudian,
bambu ini tumbuh dengan mencapai ketinggian lebih dari 100 kaki. Ketahuilah, dia
membutuhkan waktu lima tahun untuk menumbuhkan akar-akarnya. Akar-akar itu
membuat dia kuat dan memberikan apa yang dia butuhkan untuk bertahan. Aku
Tuhanmu dan Tuhan semesta alam tidak akan memberikan ciptaanku tantangan yang
tidak bisa mereka tangani.”
“Tahukah engkau duhai hambaKu, dari
semua waktu pergumulanmu, sebenarnya engkau sedang menumbuhkan akar-akarmu? Aku
tidak menyerah terhadap bambu itu, Aku juga tidak akan pernah menyerah
terhadapmu”.
Lalu Tuhan menekankan dia dengan berkata:
“Jangan bandingkan dirimu dengan orang lain. Bambu-bambu itu memiliki tujuan
yang berbeda dibandingkan dengan pakis-pakis yang tumbuh disekelilingnya, tapi sadarilah
keduanya tetap membuat hutan ini menjadi lebih indah.” “Saatmu akan tiba”,
Tuhan menegaskan itu kepadanya. “Engkau akan tumbuh dan terus bertumbuh sangat
tinggi.”
“Seberapa tinggi aku harus bertumbuh
wahai Tuhanku?” Tanyanya. “Sampai seberapa tinggi bambu-bambu itu dapat
tumbuh?” Tuhan balik bertanya. “Setinggi yang mereka mampu?”
ungkapnya penasaran.
“Ya.” jawabNya. “Muliakan Aku dengan
pertumbuhanmu, setinggi mungkin yang engkau dapat capai.”
Lalu dengan hati riang dia pergi
meninggalkan hutan itu dengan membawa pencerahan yang menyejukkan jiwa dan
raganya seraya menyadari bahwa Tuhan tidak akan pernah menyerah terhadapnya dan
Dia juga tidak akan pernah menyerah terhadap Anda wahai sahabat BMW yang brilliant.....
- BMW - Always Wishing You Success
follow: @MukhtarBMW
Facebook: Mukhtar Wijaya