Rabu, 03 April 2013

Kunci Sukses Jangka Panjang


Dikisahkan, dalam kondisi yang sangat putus asa seseorang pemuda memutuskan untuk berhenti dari pekerjaan yang selama ini dia geluti, bahkan karena saking kecewanya terhadap kehidupan dia mengambil sikap untuk berhenti dari hubungannya dengan sesama dan berhenti dari aktivitas spiritualnya dengan Sang MDikisahkan, dalam kondisi yang sangat putus asa seseorang pemuda memutuskan untuk berhenti dari pekerjaan yang selama ini dia geluti, bahkan karena saking kecewanya terhadap kehidupan dia mengambil sikap untuk berhenti dari hubungannya dengan sesama dan berhenti dari aktivitas spiritualnya dengan Sang Maha Kuasa. Setelah merenung sejenak tentang apa yang menjadi keputusannya, dia pergi ke hutan belantara dengan aha Kuasa.
Dikisahkan, dalam kondisi yang sangat putus asa seseorang pemuda memutuskan untuk berhenti dari pekerjaan yang selama ini dia geluti, bahkan karena saking kecewanya terhadap kehidupan dia mengambil sikap untuk berhenti dari hubungannya dengan sesama dan berhenti dari aktivitas spiritualnya dengan Sang Maha Kuasa. Setelah merenung sejenak tentang apa yang menjadi keputusannya, dia pergi ke hutan belantara dengan satu tujuan yaitu berbicara dengan Tuhan untuk yang terakhir kalinya. “Tuhan, berikan aku satu alasan untuk tidak meneruskan apa yang sudah menjadi keputusanku ini.” Ungkap Si Pemuda dengan lantang. Setelah beberapa saat Tuhan memberi jawaban yang sungguh sangat mengejutkannya. “Lihatlah ke sekelilingmu.” kataNya. “Apakah engkau memperhatikan tanaman pakis dan bambu yang ada di hutan ini?” seketika matanya langsung tertuju pada apa yang Tuhan maksud.  “Ya benar”. Jawab Si Pemuda dengan pasti.
Lalu Tuhan melanjutkan: “Ketika pertama kali Aku menanam mereka, Aku menanam dan merawat benih-benih mereka dengan seksama. Aku beri mereka cahaya, Aku beri mereka air, dan pakis-pakis itu tumbuh dengan sangat cepat. Warna hijaunya yang menawan menutupi tanah, namun tidak demikian yang terjadi dari benih bambu, tapi Aku tidak berhenti merawatnya.”
“Dalam tahun kedua, pakis-pakis itu tumbuh lebih cepat dan lebih banyak lagi. Namun, tetap saja benih bambu itu seolah tidak terlihat ada perubahan yang berarti, walau demikian Aku tidak menyerah terhadapnya.”
“Memasuki tahun ketiga tetap tidak ada yang tumbuh dari benih bambu itu tapi Aku sedikitpun tidak terbersit rasa kecewa dan menyerah terhadpnya. Begitu juga dengan tahun ke empat. ”
“Lalu pada tahun ke lima sebuah tunas yang kecil muncul dari dalam tanah. Jika dibandingkan dengan pakis, tunas itu kelihatan begitu kecil dan sepertinya tidak berarti apa-apa. Namun enam bulan kemudian, bambu ini tumbuh dengan mencapai ketinggian lebih dari 100 kaki. Ketahuilah, dia membutuhkan waktu lima tahun untuk menumbuhkan akar-akarnya. Akar-akar itu membuat dia kuat dan memberikan apa yang dia butuhkan untuk bertahan. Aku Tuhanmu dan Tuhan semesta alam tidak akan memberikan ciptaanku tantangan yang tidak bisa mereka tangani.”
“Tahukah engkau duhai hambaKu, dari semua waktu pergumulanmu, sebenarnya engkau sedang menumbuhkan akar-akarmu? Aku tidak menyerah terhadap bambu itu, Aku juga tidak akan pernah menyerah terhadapmu”.
Lalu Tuhan menekankan dia dengan berkata: “Jangan bandingkan dirimu dengan orang lain. Bambu-bambu itu memiliki tujuan yang berbeda dibandingkan dengan pakis-pakis yang tumbuh disekelilingnya, tapi sadarilah keduanya tetap membuat hutan ini menjadi lebih indah.” “Saatmu akan tiba”, Tuhan menegaskan itu kepadanya. “Engkau akan tumbuh dan terus bertumbuh sangat tinggi.”
“Seberapa tinggi aku harus bertumbuh wahai Tuhanku?” Tanyanya. “Sampai seberapa tinggi bambu-bambu itu dapat tumbuh?” Tuhan balik bertanya. “Setinggi yang mereka mampu?” ungkapnya penasaran.
“Ya.” jawabNya. “Muliakan Aku dengan pertumbuhanmu, setinggi mungkin yang engkau dapat capai.”
Lalu dengan hati riang dia pergi meninggalkan hutan itu dengan membawa pencerahan yang menyejukkan jiwa dan raganya seraya menyadari bahwa Tuhan tidak akan pernah menyerah terhadapnya dan Dia juga tidak akan pernah menyerah terhadap Anda wahai sahabat BMW yang brilliant.....


- BMW - Always Wishing You Success
follow: @MukhtarBMW
Facebook: Mukhtar Wijaya

Senin, 01 April 2013

Dia Yang Pantang Menyerah


Dikisahkan, dalam kondisi yang sangat putus asa seseorang pemuda memutuskan untuk berhenti dari pekerjaan yang selama ini dia geluti, bahkan karena saking kecewanya terhadap kehidupan dia mengambil sikap untuk berhenti dari hubungannya dengan sesama dan berhenti dari aktivitas spiritualnya dengan Sang Maha Kuasa.
Setelah merenung sejenak tentang apa yang menjadi keputusannya, dia pergi ke hutan belantara dengan satu tujuan yaitu berbicara dengan Tuhan untuk yang terakhir kalinya. “Tuhan, berikan aku satu alasan untuk tidak meneruskan apa yang sudah menjadi keputusanku ini.” Ungkap Si Pemuda dengan lantang. Setelah beberapa saat Tuhan memberi jawaban yang sungguh sangat mengejutkannya. “Lihatlah ke sekelilingmu.” kataNya. “Apakah engkau memperhatikan tanaman pakis dan bambu yang ada di hutan ini?” seketika matanya langsung tertuju pada apa yang Tuhan maksud.  “Ya benar”. Jawab Si Pemuda dengan pasti.
Lalu Tuhan melanjutkan: “Ketika pertama kali Aku menanam mereka, Aku menanam dan merawat benih-benih mereka dengan seksama. Aku beri mereka cahaya, Aku beri mereka air, dan pakis-pakis itu tumbuh dengan sangat cepat. Warna hijaunya yang menawan menutupi tanah, namun tidak demikian yang terjadi dari benih bambu, tapi Aku tidak berhenti merawatnya.”
“Dalam tahun kedua, pakis-pakis itu tumbuh lebih cepat dan lebih banyak lagi. Namun, tetap saja benih bambu itu seolah tidak terlihat ada perubahan yang berarti, walau demikian Aku tidak menyerah terhadapnya.”
“Memasuki tahun ketiga tetap tidak ada yang tumbuh dari benih bambu itu tapi Aku sedikitpun tidak terbersit rasa kecewa dan menyerah terhadpnya. Begitu juga dengan tahun ke empat. ”
“Lalu pada tahun ke lima sebuah tunas yang kecil muncul dari dalam tanah. Jika dibandingkan dengan pakis, tunas itu kelihatan begitu kecil dan sepertinya tidak berarti apa-apa. Namun enam bulan kemudian, bambu ini tumbuh dengan mencapai ketinggian lebih dari 100 kaki. Ketahuilah, dia membutuhkan waktu lima tahun untuk menumbuhkan akar-akarnya. Akar-akar itu membuat dia kuat dan memberikan apa yang dia butuhkan untuk bertahan. Aku Tuhanmu dan Tuhan semesta alam tidak akan memberikan ciptaanku tantangan yang tidak bisa mereka tangani.”
“Tahukah engkau duhai hambaKu, dari semua waktu pergumulanmu, sebenarnya engkau sedang menumbuhkan akar-akarmu? Aku tidak menyerah terhadap bambu itu, Aku juga tidak akan pernah menyerah terhadapmu”.
Lalu Tuhan menekankan dia dengan berkata: “Jangan bandingkan dirimu dengan orang lain. Bambu-bambu itu memiliki tujuan yang berbeda dibandingkan dengan pakis-pakis yang tumbuh disekelilingnya, tapi sadarilah keduanya tetap membuat hutan ini menjadi lebih indah.” “Saatmu akan tiba”, Tuhan menegaskan itu kepadanya. “Engkau akan tumbuh dan terus bertumbuh sangat tinggi.”
“Seberapa tinggi aku harus bertumbuh wahai Tuhanku?” Tanyanya. “Sampai seberapa tinggi bambu-bambu itu dapat tumbuh?” Tuhan balik bertanya. “Setinggi yang mereka mampu?” ungkapnya penasaran.
“Ya.” jawabNya. “Muliakan Aku dengan pertumbuhanmu, setinggi mungkin yang engkau dapat capai.”
Lalu dengan hati riang dia pergi meninggalkan hutan itu dengan membawa pencerahan yang menyejukkan jiwa dan raganya seraya menyadari bahwa Tuhan tidak akan pernah menyerah terhadapnya dan Dia juga tidak akan pernah menyerah terhadap Anda wahai sahabat BMW yang brilliant.....


- BMW - Always Wishing You Success
follow: @MukhtarBMW
Facebook: Mukhtar Wijaya

Dua Pertanyaan Kunci untuk Efektivitas Maksimum


Ada dua pertanyaan yang dapat Anda ajukan secara teratur kepada diri Anda untuk menjaga diri tetap fokus pada penyelesaian tugas-tugas Anda yang paling penting, sesuai jadwal.

Minggu, 31 Maret 2013

Mengetuk dan Membuka Semua Pintu Kesempatan


Siapapun yang melakukan pekerjaan besar secara konsisten, berulang, bagaikan mengetuk dan membuka pintu kesempatan di segala arah. Orang seperti itu akan dipekerjakan, dibayar dengan baik, dipromosikan, melangkah maju dan diberi tanggung jawab tambahan karena hanya ada sedikit sekali yang seperti mereka.

Sabtu, 30 Maret 2013

Teknik Memakan Gajah untuk Menyelesaikan Tugas Besar dan Penting


Seringkali kita merasa suatu tugas yang kita harus selesaikan sangat berat dan besar untuk dilakukan bahkan hanya sekedar untuk memulainya saja membuat kita menundanya. Alasan utama untuk menunda-nunda tugas yang besar, tugas yang penting adalah, bahwa tugas tersebut muncul dan tampak begitu besar dan tangguh ketika Anda pertama kali mendekatinya.

Jumat, 29 Maret 2013

Perencanaan dan Persiapan


Dalam meningkatkan produktivitas pribadi dan tim diperlukan kegiatan perencanaan dan persiapan sedini mungkin. Semakin dini dan detail Anda merencanakan dan mempersiapkan sesuatu maka akan semakin bagus harapan tingkat produktivitas pribadi dan tim Anda.

Kamis, 28 Maret 2013

Pemimpin Dibentuk Tidak Dilahirkan


Sudah menjadi menjadi keumuman atas kebanyakan orang mengenai suatu idiom, “balungan gajah” atau memang dia keturunan orang besar ya jadi orang besar. Apakah ini adalah suatu kebenaran nyata, apakah semua pemimpin atau “orang besar” memang hanya dihasilkan berdasarkan keturunan? Berikut akan disajikan bagaimana sebenarnya seorang pemimpin, bagaimana kualitas kepemimpinan itu dibentuk dan bukan dilahirkan.